Kemampuan akan pemahaman budaya baik dalam maupun luar negeri merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa, terutama mahasiswa Bahasa Asing Terapan yang secara langsung akan berhadapan dengan berbagai budaya. Fakultas Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro secara khusus memfasilitasi mahasiswa S.Tr Bahasa Asing Terapan untuk mendapatkan pemahaman tersebut secara lebih mendalam melalui program Visiting Profesor. Dalam kegiatan ini, Dr. Ibrar Bhatt yang merupakan pengajar sekaligus Director for the MSc TESOL, Queen’s University Belfast, Inggris diundang guna memberikan pengajaran di beberapa kelas di Prodi Bahasa Asing Terapan, Sekolah Vokasi UNDIP.
Salah satu kelas yang diisi oleh beliau ialah kelas Komunikasi Antar Budaya. Kelas ini sukses dilaksanakan pada tanggal 10, 19, dan 23 Oktober 2020 secara daring melalui Zoom meeting. Kelas tersebut diperuntukan untuk seluruh mahasiswa Bahasa Asing Terapan angkatan 2019, baik konsentrasi bahasa Inggris maupun bahasa Jepang. Di dalam kelas para mahasiswa belajar tentang pendekatan antar budaya dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan pemerolehan pengetahuan tentang budaya asing melalui bahasa yang dipelajari, perbandingan budaya, mengalami budaya asing dalam upaya menumbuhkan their own ‘third place’ between culture yang biasa ditandai dengan menerima perbedaan budaya. Selain itu, mahasiswa juga belajar bahwa dalam menghadapi budaya yang berbeda budaya asal, ada beberapa tahap yang harus dilalui mulai dari denial stage, defense stage, minimalization stage, acceptance stage, adaptation stage, dan integration stage. Puncak dari munculnya kompetensi antar budaya adalah seseorang berintegrasi ke dalam budaya asing sekaligus menjadi bagian dari budaya tersebut. Dr. Ibrar yang mengambil konsentrasi tentang budaya memberikan materi dengan sangat apik sehingga mahasiswa sangat antusias mengikuti kelas tersebut. Materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris langsung oleh native speaker memberikan pengalaman menarik bagi para mahasiswa.

“Di sini kita bukan hanya sekedar memperhatikan materi apa saja yang disampaikan oleh Dr.Ibrar, tetapi kita dilatih juga untuk mengembangkan potensi kita untuk saling berdiskusi memecahkan suatu masalah,” ungkap Almaidah Bahri, mahasiswa Bahasa Asing Terapan.
“Saya rasa kelas komunikasi antar budaya dengan native speaker ini juga bisa membiasakan kita untuk berkomunikasi langsung dengan penutur Bahasa Inggris,” jelas Pandu Maulana, mahasiswa Bahasa Asing terapan.
Kelas komunikasi antar budaya bersama native speaker melalui program visiting profesor menambah pengetahuan, pengalaman dan pandangan mahasiswa tentang budaya asing serta cara berintegrasi dengan budaya tersebut. Program visiting profesor ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas terhadap mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro untuk menyerap berbagai ilmu dari expertise luar negeri. Hal ini senada dengan harapan dari pemerintah Indonesia bahwa Sekolah Vokasi diharapkan dapat menghasilkan para lulusan yang sesuai dengan industri di dalam maupun luar negeri. –NID-