Dengan tujuan memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh ilmu di bidang penerjemahan, Prodi Bahasa Asing Terapan UNDIP bekerja sama dengan Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) dengan menyelenggarakan workshop daring. Berjudul Workshop Pengembangan Soft Skill Mahasiswa: Mengenal Dunia Penerjemah, acara ini dihadiri oleh lebih dari dua ratus peserta. Acara ini merupakan salah satu kegiatan lanjutan berdasarkan pada Perjanjian Kerja Sama antara Prodi Bahasa Asing Terapan SV UNDIP dan Himpunan Penerjemah Indonesia yang ditandatangani pada tanggal 10 April 2021. Acara ini menghadirkan dua pembicara yang juga merupakan anggota HPI, yaitu Bapak Dr. Sugeng Hariyanto, S.Pd., M,Pd. selaku CEO dan Founder of Transkomunika dan Bapak Ade Indarta, MBA selaku penerjemah profesional. Kedua pembicara tersebut merupakan pengurus inti dalam Himpunan Penerjemah Indonesia.

Bapak Sugeng Hariyanto merupakan praktisi sekaligus akademisi di bidang bahasa. Pada awal sesi penyampaian materi, beliau menyampaikan instrumen-instrumen yang harus dikuasai oleh seorang penerjemah, yaitu hard skill dan soft skill. Hard skill merupakan kemampuan teknis alih bahasa yang dapat dilatih melalui instansi pendidikan. Kemampuan ini meliputi kemampuan dwibahasa, alih pesan, instrumental, dan pengetahuan budaya dari kedua bahasa. Beliau juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerjemahkan kalimat pada dokumen legal yang memiliki istilah-istilah khusus. Sedangkan soft skill meliputi kemampuan personal dan interpersonal serta kreativitas. Soft skill dapat diasah melalui kepekaan diri dan kemauan untuk terus belajar.

Bapak Ade Indarta merupakan penerjemah profesional yang pernah bekerja untuk beberapa perusahaan start-up yaitu Vistatec, Expedia, mig33, SDL, Facebook, hingga Netflix. Beliau menceritakan pengalaman kerjanya sebagai penerjemah di perusahaan-perusahaan tersebut (in-house) hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi penerjemah lepas. Menurut beliau, menjadi penerjemah lepas maupun in-house memiliki keuntungan masing-masing. Dengan bekerja untuk sebuah perusahaan (in-house), penerjemah mendapatkan kesempatan untuk bertemu banyak pihak secara langsung yang memungkinkan untuk menambah pengetahuan, pengalaman, bahkan jejaring pertemanan. Beberapa perusahaan juga menyediakan anggaran tunjangan belajar bagi penerjemah. Jika dimanfaatkan dengan baik, tentu ini akan menjadi kesempatan untuk terus berkembang. Sedangkan, dengan menjadi penerjemah lepas, penerjemah dapat fokus dengan konten yang diterjemahkan tanpa harus memikirkan pengelolaan projek.

 Melalui acara ini, mahasiswa juga dapat mendaftarkan diri menjadi anggota muda Himpunan Penerjemah Indonesia. Dengan menjadi anggota HPI, mahasiswa dapat mengikuti berbagai workshop HPI yang diharapkan dapat melatih kemampuan mahasiswa dalam bidang penerjemahan. Selain itu, kerja sama dengan industri khususnya penerjemah ini merupakan bentuk dari kesiapan program studi Bahasa Asing Terapan menghasilkan lulusan yang siap diterima di industri.-NID-